Ketika Dunia Pendidikan Kehilangan Arah
Belakangan ini, dunia pendidikan di Indonesia kerap diwarnai berita yang membuat publik geleng kepala mulai dari kasus pelecehan di kampus, guru yang berbuat tidak pantas, hingga mahasiswa yang melanggar norma akademik.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: ke mana arah pendidikan kita sebenarnya?
Pendidikan sejatinya bukan hanya soal nilai dan gelar, tapi tentang membentuk karakter dan moralitas manusia. Ketika batas antara ketegasan dan penyimpangan mulai kabur, di situlah nilai-nilai luhur pendidikan mulai runtuh perlahan.
Guru dan Mahasiswa, Dua Sisi dalam Satu Cermin
Guru memiliki tanggung jawab moral yang besar. Ia bukan hanya pengajar, tetapi juga panutan.
Namun belakangan, publik sering mendengar kasus di mana guru atau tenaga pendidik justru terlibat dalam tindakan yang mencederai kepercayaan publik.
Di sisi lain, mahasiswa generasi penerus bangsa juga kerap terjebak dalam perilaku yang tidak mencerminkan insan akademik.
Mulai dari perpeloncoan, kekerasan verbal, hingga pelanggaran etika digital yang kian marak di media sosial kampus.
Padahal, hubungan antara guru dan mahasiswa seharusnya saling menghormati dan menumbuhkan lingkungan belajar yang sehat.
Baca juga: Krisis Moral di Sekolah: Tantangan Pendidikan Karakter di Indonesia
Ketika Etika Tidak Lagi Jadi Prioritas
Penyebab utama lunturnya etika di dunia pendidikan bukan hanya karena lemahnya pengawasan, tapi juga perubahan budaya dan sistem nilai.
Dalam dunia serba digital ini, banyak peserta didik yang lebih mudah meniru perilaku dari media sosial dibanding dari gurunya sendiri.
Guru pun sering kali terjebak dalam tekanan administratif dan sosial yang membuat peran moralnya memudar.
Tanpa pendidikan karakter yang kuat, lembaga pendidikan hanya melahirkan lulusan pintar tapi miskin empati.
“Pendidikan tanpa moral hanyalah kecerdasan tanpa arah.”
— Ki Hajar Dewantara
Langkah Nyata Memulihkan Nilai Pendidikan
Kementerian Pendidikan bersama berbagai lembaga pendidikan tinggi kini mulai menguatkan kembali pendidikan karakter dan etika profesi. Program pelatihan etika guru, kode etik kampus, serta layanan konseling psikologis di sekolah mulai dihidupkan kembali.
Selain itu, peran masyarakat juga penting. Orang tua, alumni, dan media harus ikut menjaga agar dunia pendidikan tidak kehilangan nilai-nilai moralnya.
Setiap sekolah dan kampus perlu punya sistem pengawasan yang terbuka bukan hanya menghukum pelanggar, tapi juga membangun budaya saling menghormati.
Baca juga: Digitalisasi Sekolah dan Tantangan Etika di Era Teknologi
Referensi eksternal: Kemendikbud – Penguatan Karakter dan Etika Pendidikan
Menatap Masa Depan dengan Refleksi
Pendidikan tidak bisa berjalan tanpa nilai moral. Guru, dosen, dan mahasiswa memiliki peran penting dalam menjaga agar dunia akademik tetap menjadi ruang yang aman dan bermartabat.
Kini saatnya seluruh elemen pendidikan melakukan introspeksi menegakkan kembali batas antara mendidik dan melukai, antara menegur dan mempermalukan. Sebab, jika dunia pendidikan kehilangan etika, maka masa depan bangsa pun akan kehilangan arah.
Share this content:



Post Comment