Bagaimana cara Jepang agar mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan keterbatasan potensi alam yang dimilikinya?

Halo orang baik dan pintar, bahasan kali ini membantu menjawab pertanyaan “Bagaimana cara Jepang agar mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan keterbatasan potensi alam yang dimilikinya?” Ayo baca seluruh isi bahasan ini untuk memperluas wawasanmu.


Jepang adalah salah satu ekonomi terbesar dan paling maju di dunia. Negara beribu kota Tokyo ini memiliki tenaga kerja yang terdidik dan rajin serta populasinya yang besar dan makmur menjadikannya salah satu pasar konsumen terbesar di dunia.

Dari tahun 1968 hingga 2010 ekonomi Jepang adalah yang terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Pada tahun 2016, produk domestik bruto (PDB) Jepang diperkirakan mencapai USD 4,7 triliun, dan perekonomian Jepang saat ini berada di peringkat ketiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan Tiongkok.

Jepang telah lama dicirikan sebagai negara yang hampir tidak memiliki sumber daya alam seperti minyak, gas alam, batu bara, besi, dan tembaga. Sementara itu, lebih dari 125 juta orang tinggal di wilayah daratan Jepang yang hanya menempati urutan ke-61 di dunia dalam hal ukuran.

Meski luas daratan Jepang relatif kecil dan miskin sumber daya alam, namun Jepang terus menikmati berkah sumber daya hutan yang kaya, pemandangan yang indah, dan keanekaragaman hayati.

Sebagai informasi, hutan mencakup hampir 70% dari total luas daratan Jepang yang seluas 37.790.000 hektar. Ini merupakan angka yang luar biasa tinggi di antara negara-negara industri. Selain itu, kawasan hutan Jepang telah dipertahankan pada tingkat yang sama selama empat puluh tahun terakhir.

Pertanian di Jepang


Sektor pertanian Jepang relatif kecil dan menyusut perlahan. Menurut CIA World Factbook, pertanian menyumbang sekitar satu persen dari PDB Jepang pada tahun 2017, dan mempekerjakan 2,9 persen dari angkatan kerja Jepang.

Efisiensi sektor ini dibatasi oleh lahan pertanian Jepang yang kecil dan tersebar serta biaya input yang tinggi, membuat negara tersebut bergantung pada barang-barang pertanian dan bahan makanan yang diimpor untuk persentase yang signifikan dari konsumsi makanannya.

Menurut Kementerian Pertanian Amerika Serikat, Jepang menduduki peringkat keempat sebagai importir pertanian global terbesar pada tahun 2017, mencapai 51,9 miliar dolar.

Menurut data Kementerian Keuangan Jepang, impor pertanian utama Jepang dari dunia adalah produk daging babi dan babi, produk daging sapi dan sapi, daging dan produk unggas, sayuran olahan, dan jagung.

Data Kementerian Pertanian Amerika Serikat lebih lanjut menyebutkan kalau Amerika Serikat adalah pemasok utama produk pertanian ke Jepang, dengan pangsa pasar 25 persen pada 2017.

Uni Eropa dan Tiongkok adalah pemasok terbesar kedua dan ketiga dengan pangsa pasar masing-masing 13 persen dan 12 persen, diikuti oleh Australia dan Thailand dengan 8 persen pangsa pasar.

Kesimpulan


Salah satu cara cara Jepang agar mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan keterbatasan potensi alam yang dimilikinya adalah dengan melakukan impor dari negara lain.

Impor utama Jepang termasuk bahan bakar mineral, mesin dan makanan. Pada 2015, pemasok utama barang-barang ini adalah Tiongkok (25,6 persen), Amerika Serikat (10,9 persen) dan Australia (5,6 persen).

Referensi


  1. Creating a Society in Harmony with Nature” (dalam bahasa Inggris). The University of Tokyo. Diakses 10 Maret 2021.
  2. Japan’s Economy” (dalam bahasa Inggris). Asialink Business. Diakses 10 Maret 2021.
  3. Liberating Japan’s Resources” (dalam bahasa Inggris). The Japan Times. Diakses 10 Maret 2021.
  4. The Top 25 Economies in the World” (dalam bahasa Inggris). Investopedia. Diakses 10 Maret 2021.
  5. United States Agricultural Exports to Japan Remain Promising” (dalam bahasa Inggris). United States Department of Agriculture. Diakses 10 Maret 2021.