Gejala Cacingan Askariasis, Penyebab, dan Pengobatan yang Tepat

Gejala Cacingan atau terkena Cacing Askariasis

Gejala Cacingan Askariasis, Penyebab, dan Pengobatan yang Tepat

Cacingan atau tekena cacing askariasis adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing gelang (Ascaris lumbricoides) kita sebut cacingan, salah satu jenis cacing usus yang paling umum di dunia. Meski lebih sering ditemukan di daerah tropis dengan sanitasi buruk, penyakit ini tetap menjadi masalah kesehatan global, terutama di kalangan anak-anak. Guru Nakal akan membahas gejala, penyebab, dan pengobatan askariasis secara mendalam, berdasarkan informasi terkini dari sumber medis terpercaya.

Apa Itu Cacingan & Cacing Askariasis?

Cacingan atau terkena parasit cacing Askariasis adalah infeksi parasit yang menyerang usus kecil, disebabkan oleh cacing gelang Ascaris lumbricoides. Cacing ini termasuk dalam kelompok nematoda (cacing gilig) dan memiliki siklus hidup yang kompleks di dalam tubuh manusia. Admin guru nakal mencari info bahawa menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 800 juta orang terinfeksi askariasis di seluruh dunia, dengan prevalensi tertinggi di Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Latin.

Ascaris lumbricoides, Cacingan Di perut - Guru Nakal

Di Indonesia, askariasis masih menjadi masalah di daerah dengan akses sanitasi dan air bersih terbatas. Anak-anak usia 3–10 tahun lebih rentan karena kebiasaan bermain di tanah yang terkontaminasi.

Penyebab Cacingan & Cacing Askariasis

Infeksi terjadi ketika seseorang secara tidak sengaja menelan telur cacing Ascaris lumbricoides yang terdapat di makanan, air, atau tanah yang terkontaminasi. Berikut penjelasan lengkapnya:

Penyebab Cacingan & Cacing Askariasis
Penyebab Cacingan terkena cacing askariasis

Siklus Hidup Cacing :

  • Telur cacing yang matang keluar dari tubuh manusia melalui tinja.
  • Jika sanitasi buruk, telur ini mencemari tanah, air, atau makanan.
  • Setelah tertelan, telur menetas di usus halus dan berkembang menjadi larva.
  • Larva bermigrasi ke paru-paru melalui aliran darah, lalu naik ke tenggorokan dan tertelan kembali ke usus.
  • Di usus, larva tumbuh menjadi cacing dewasa yang dapat mencapai panjang 15–35 cm

    Faktor Risiko :

    • Tinggal di daerah dengan sanitasi buruk.
    • Mengonsumsi sayuran atau buah yang tidak dicuci bersih.
    • Bermain di tanah terkontaminasi tanpa mencuci tangan.
    • Kebersihan perorangan yang kurang, seperti jarang mencuci tangan sebelum makan.

    Gejala Cacingan & Cacing Askariasis

    Gejala askariasis bervariasi tergantung stadium infeksi. Pada infeksi ringan, penderita mungkin tidak merasakan gejala sama sekali. Namun, pada kasus berat, gejala bisa mengancam nyawa.

    1. Gejala Awal (Migrasi Larva ke Paru-Paru)

    Saat larva bermigrasi ke paru-paru (7–14 hari setelah infeksi), gejala yang muncul meliputi:

    • Batuk kering atau berdahak.
    • Sesak napas (wheezing ).
    • Demam ringan.
    • Nyeri dada.

    2. Gejala Intestinal (Cacing Dewasa di Usus)

    Setelah 2 bulan, cacing dewasa mulai berkembang biak di usus. Gejala yang muncul antara lain:

    • Nyeri perut yang tidak spesifik, terutama di sekitar pusar.
    • Mual, muntah, atau diare.
    • Perut kembung atau kram.
    • Penurunan nafsu makan.
    • Berat badan turun tanpa sebab.

    3. Komplikasi Berat

    Pada infeksi berat (lebih dari 100 cacing), komplikasi yang mungkin terjadi:

    • Ileus obstruktif : Penyumbatan usus akibat gumpalan cacing.
    • Peritonitis : Infeksi pada rongga perut jika cacing menembus dinding usus.
    • Malnutrisi : Gangguan penyerapan nutrisi akibat kerusakan usus
    Gejala Cacingan & Cacing Askariasis, dan Efeknya bagi kesehatan

    Diagnosis Cacingan & Cacing Askariasis

    Dokter akan mendiagnosis askariasis melalui:

    Pemeriksaan Fisik :

    • Palpasi perut untuk mendeteksi massa cacing.
    • Pada anak-anak, dokter mungkin menemukan tanda malnutrisi

      Tes Laboratorium :

      • Pemeriksaan tinja : Telur atau cacing dewasa dapat terlihat di bawah mikroskop.
      • Tes darah : Mungkin menunjukkan eosinofilia (peningkatan sel darah putih).

      Pencitraan Medis :

      • Rontgen dada : Mendeteksi infiltrat paru akibat migrasi larva.
      • USG atau CT scan abdomen : Untuk melihat keberadaan cacing di usus.

      Pengobatan Penanganan pada korban

      Pengobatan bertujuan membunuh cacing dewasa dan mencegah komplikasi. Obat yang umum digunakan adalah:

      1. Obat Antiparasit

      • Albendazole : Dosis tunggal 400 mg, diulang setelah 2 minggu
      • Mebendazole : 100 mg dua kali sehari selama 3 hari . Pyrantel pamoate : Alternatif jika obat lain tidak tersedia.

      2. Penanganan Komplikasi

      • Ileus obstruktif : Memerlukan operasi darurat untuk mengeluarkan gumpalan cacing.
      • Malnutrisi : Terapi nutrisi dan suplemen vitamin.

      3. Perawatan Pendukung

      • Istirahat total selama pengobatan.
      • Hidrasi cukup untuk mencegah dehidrasi akibat diare atau muntah

      Langkah-langkah pencegahan meliputi:

      Sanitasi Lingkungan :

      • Membuang tinja di toilet yang aman.
      • Menghindari penggunaan tinja manusia sebagai pupuk

          Kebersihan Perorangan :

          • Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air.
          • Membersihkan kuku secara rutin.

          Pengolahan Makanan :

          • Mencuci sayuran dan buah hingga bersih.
          • Memasak makanan hingga matang.

          Program Pengobatan Massal :

          • Di daerah endemis, WHO merekomendasikan pemberian obat cacing rutin setiap 6 bulan untuk anak usia 2–10 tahun

          Kapan Harus ke Dokter?

          Segera konsultasi ke dokter jika mengalami:

          • Nyeri perut hebat disertai muntah terus-menerus.
          • Demam tinggi dan batuk berdarah.
          • Gejala tidak membaik setelah minum obat

          Askariasis adalah penyakit yang dapat dicegah dengan pola hidup bersih dan sanitasi memadai. Meski gejala ringan sering diabaikan, infeksi berat dapat menyebabkan komplikasi serius. Pengobatan dini dengan obat antiparasit efektif memberantas cacing, tetapi kunci utama pencegahan adalah kesadaran masyarakat akan kebersihan. Dengan langkah-langkah tepat, askariasis bisa dihilangkan sebagai ancaman kesehatan global.

          Share this content:

          Raymond Bell
          Author: Raymond Bell

          Post Comment

          Loading...

          You May Have Missed