Halo semuanya, bahasan kali ini membantu menjawab pertanyaan “Sebutkan 5 jenis zat aditif yang biasa ditambahkan pada makanan!” Apa itu zat aditif makanan? Apakah hal itu diperlukan? Temukan jawabannya di bawah ini dan perluas wawasanmu akan zat aditif makanan.
Banyak makanan modern yang kita konsumsi sehari-hari tidak lepas dari yang namanya zat aditif makanan. Bahan tambahan makanan ini sengaja ditambahkan dalam jumlah kecil agar makanan memiliki masa simpan yang panjang, cita rasa yang lezat, tekstur yang bagus, dan lain sebagainya.
Beberapa zat aditif makanan memang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat modern. Meskipun sering dikaitkan dengan efek kesehatan yang merugikan, namun terdapat zat aditif makanan yang aman dikonsumsi dengan risiko minimal.
Zat aditif makanan yang digunakan dalam sebuah produk makanan biasanya tertera pada label komposisi. Dengan demikian, konsumen bisa mengetahui produk makanan yang aman untuk diet mereka. Nah, di antara banyaknya zat aditif makanan, berikut adalah beberapa yang paling umum ditambahkan pada makanan.
1. MSG
Bisa dikatakan kalau MSG atau monosodium glutamat atau “micin” adalah zat aditif makanan yang paling populer. Bahan tambahan makanan yang satu ini berfungsi untuk meningkatkan cita rasa gurih pada makanan atau penguat rasa. Salah satu makanan populer yang mengandung MSG adalah mi instan.
Meski disukai banyak orang, MSG sering dikaitkan dengan kesehatan otak manusia hingga memunculkan istilah “generasi micin” yang populer di kalangan anak muda Indonesia. Istilah tersebut tentunya memiliki konotasi negatif, seperti misalnya tingkah laku anak muda yang tidak sejalan dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Sebenarnya kontroversi MSG sudah lama terjadi, tepatnya sejak sebuah studi terhadap tikus yang dilakukan pada tahun 1969. Hasil penelitian tersebut menyebutkan kalau sejumlah besar MSG menyebabkan efek neurologis berbahaya dan gangguan pertumbuhan dan perkembangan,
Namun, studi lain menyebutkan kalau MSG cenderung memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada kesehatan otak manusia karena tidak dapat melewati sawar darah-otak. Hanya saja tidak semua orang dapat mentolerir MSG, sehingga mereka yang sensitif terhadap MSG harus menjauhkannya dari diet harian mereka.
2. Pewarna Makanan Buatan
Zat aditif yang satu ini terdiri dari banyak pilihan warna. Fungsi pewarna makanan buatan adalah untuk mencerahkan dan meningkatkan penampilan makanan. Intinya pewarna makanan buatan digunakan untuk mempercantik makanan agar orang-orang semakin tertarik untuk mencoba makanan tersebut.
Sebenarnya alam sudah menyediakan berbagai pilihan pewarna makanan alami yang aman dikonsumsi, seperti dari hijau daun pandan, merah dari buah bit, kuning dari kunyit, dan lain sebagainya. Namun, kebutuhan manusia yang semakin meningkat membuat penggunaan pewarna makanan buatan semakin diperlukan.
Seperti halnya MSG, pewarna makanan buatan juga sering dikaitkan dengan risiko kesehatan tertentu. Maka dari itu, penggunaan pewarna makanan buatan di Indonesia sangat diawasi ketat oleh Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kondisi serupa juga terjadi di banyak negara lainnya.
Setidaknya terdapat 11 jenis pewarna makanan yang disebut aman oleh BPOM, yaitu:
- Tartrazin CI. No. 19140 (Tartrazine),
- Kuning kuinolin CI. No. 47005 (Quinoline yellow),
- Kuning FCF CI. No. 15985 (Sunset yellow FCF),
- Karmoisin CI. No. 14720 (Azorubine (carmoisine)),
- Ponceau 4R CI. No. 16255 (Ponceau 4R (cochineal red A)),
- Eritrosin CI. No. 45430 (Erythrosine),
- Merah allura CI. No. 16035 (Allura red AC),
- Indigotin CI. No. 73015 (Indigotine (indigo carmine)),
- Biru berlian FCF CI No. 42090 (Brilliant blue FCF),
- Hijau FCF CI. No. 42053 (Fast green FCF),
- Coklat HT CI. No. 20285 (Brown HT).
Meskipun demikian, kita disarankan untuk membatasi konsumsi makanan dengan pewarna makanan buatan. Untuk diet sehat, selalu pilih makanan utuh, yang mengandung nutrisi penting dan bebas pewarna makanan buatan.
3. Pengawet Makanan Buatan
Ini bisa jadi zat aditif yang paling dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat modern. Fungsi dari pengawet makanan buatan sudah jelas, yaitu memperpanjang masa simpan makanan hingga jangka waktu tahunan untuk makanan dalam kemasan. Seperti halnya pewarna makanan, pengawet makanan juga ada yang alami dan ada juga yang buatan atau sintetis.
Garam, gula, dan cuka adalah contoh pengawet makanan alami yang sering digunakan. Dengan sifat alaminya masing-masing, ketiga bahan dapur tersebut mampu menghambat pertumbuhan hingga membunuh bakteri yang terdapat dalam makanan. Dengan demikian, makanan jadi lebih tahan lama dalam jangka waktu tertentu.
Sementara itu, pengawet makanan buatan juga ada banyak jenisnya dan penggunananya berbeda pada setiap jenis makanan. Sama seperti pewarna makanan buatan, pengawet makanan buatan juga diawasi secara ketat penggunaannya oleh BPOM. Berikut adalah lima jenis pengawet makanan buatan populer yang diperbolehkan oleh BPOM:
- Natrium benzoat (digunakan untuk mengawetkan makanan asam, seperti selai, saus salad, jus, acar, minuman berkarbonasi, kecap),
- Asam benzoat (digunakan untuk mengawetkan makanan asam seperti selai, saus salad, jus, acar, minuman berkarbonasi, kecap),
- Natrium nitrit (digunakan dalam daging untuk mencegah toksin botulisme),
- Asam propionat (digunakan untuk mengawetkan makanan yang dipanggang),
- Asam sorbat (digunakan untuk mengawetkan keju, wine, makanan yang dipanggang).
4. Pemanis Buatan
Makanan yang manis-manis memang sangat disukai banyak orang. Dapur rumah tangga biasanya menggunakan pemanis alami ketika membuat olahan makanan dan minuman manis, seperti gula pasir dari sari tebu, gula merah dari pohon aren, dan madu dari lebah.
Sementara itu, pabrikan yang membuat makanan dan minuman manis dalam skala besar tidak jarang menambahkan pemanis buatan ke dalam produk mereka. Zat aditif ini digunakan untuk untuk meningkatkan rasa manis sekaligus mengurangi kandungan kalori.
Jenis pemanis buatan yang umum digunakan adalah aspartam, sakarin, kalium asesulfam, dan siklamat. Keempatnya memiliki tingkat kemanisan yang berbeda, seperti siklamat yang 30 kali lebih manis dari gula tebu, aspartam dan kalium asesulfam yang 200 kali lebih manis dari gula tebu, dan sakarin yang 300 kali lebih manis dari gula tebu.
Seperti zat aditif makanan lainnya, beberapa orang mungkin sensitif terhadap pemanis buatan tertentu (hingga mengalami efek samping negatif), sehingga asupannya perlu dibatasi. Meski demikian, pemanis buatan umumnya dianggap aman bagi kebanyakan orang ketika dikonsumsi dalam jumlah sedang.
5. Perisa Buatan
Perisa buatan adalah bahan kimia yang dirancang untuk meniru rasa bahan lainnya. Mereka dapat digunakan untuk meniru berbagai rasa yang berbeda, salah satunya yang populer adalah rasa buah-buahan (apel, anggur, jeruk, dan lain-lain).
Kebanyakan perisa buatan adalah campuran spesifik dan sering kompleks dari senyawa rasa tunggal alami yang digabungkan bersama-sama untuk meniru atau meningkatkan rasa alami.
Campuran ini diformulasikan oleh para ahli cita rasa (dikenal dengan sebutan flavorist atau ahli kimia rasa) untuk memberikan produk makanan rasa yang unik dan untuk menjaga konsistensi rasa antara kelompok produk yang berbeda atau setelah perubahan resep.
Nah, itulah bahasan singkat untuk pertanyaan “Sebutkan 5 jenis zat aditif yang biasa ditambahkan pada makanan!” Tentu saja zat aditif ini banyak jenisnya dan hanya sebagian saja yang sering kita temukan dalam kemasan-kemasan makanan.
Sekali lagi, meskipun beberapa zat aditif makanan telah dikaitkan dengan efek samping yang berbahaya bagi kesehatan, namun beberapa zat aditif lainnya dapat dikonsumsi dengan aman sebagai bagian dari diet sehat. Informasi lebih lanjut mengenai hal ini harus ditanyakan langsung kepada pakarnya agar tidak keliru.